Maenpo Peupeuhan Adung Rais NAPEL | |
Muhammad Rafijen | Pertarungan jarak dekat dan menempel lawan akan terjadi dalam sebuah pertarungan yang penuh dengan resiko tinggi. Dituntut untuk menggunakan kekuatan rasa, dan penyaluran tenaga yang tepat. Teknik yang harus dikuasai dalam beladiri Maenpo Peupeuhan Adung Rais. |
Di dalam pelajaran Maenpo Peupeuhan terdapat yang disebut "usik napel" atau "ulin napel" (main tempel). Napel (tempel) adalah satu bentuk pertarungan jarak dekat atau bisa disebut dengan menempel, karena pertarungan ini dilakukan dengan cara menempelkan tangan pada lawan. Dalam pertarungan dengan jarak dekat ini dituntut menggunakan kekuatan "rasa", sebab dalam pertarungan ini kita mengadu kekuatan melalui penyaluran tenaga. Pada ulin "napel" seorang ahli maenpo harus betul-betul waspada (caringcing), karena usik napel pada dasarnya sangat beresiko kalau tidak bisa menguasai dengan sempurna. Dalam permainan ulin napel, kebanyakan bertarung menggunakan kekuatan kedua tangan dan tentunya kekuatan jemari, serta sikut, untuk merubuhkan lawan. Selain itu dengkul dan pukulan digunakan sebagai penyelesaian pertarungan. Pada napel yang harus dikuasai dengan penuh oleh rasa untuk bisa menjebak lawan. Prinsip leuleus jeung teuas (halus dan keras) harus benar-benar dikuasai dan dilaksanakan dengan sempurna. Melatih penyaluran tenaga ini tidak dapat dilakukan dengan singkat. Untuk menguasai permainan napel seorang ahli Maenpo memerlukan jam terbang yang sangat panjang karena permainan napel tidak dapat dilakukan dengan asal-asalan. Usik Napel berada pada tingkatan tertinggi dalam pelajaran Maenpo Peupeuhan. Jadi setelah Sahbandar, Kari, Madi maka tingkat akhir adalah napel. Pada ulin napel bentuk pertarungan tidaklah nampak indah bahkan kesannya sangat terselubung hampir tidak kelihatan bentuknya, padahal di dalamnya mengandung resiko yang berbahaya. Jika bertarung dengan cara napel unsur-unsur jebakan pada lawan, mencuri langkah, mematahkan jemari lawan, mencakar, dan mencubit, semua ada menjadi satu dilakukan dengan cepat. Usik napel banyak sekali menggunakan tenaga lawan seperti ketika lawan menyerang dengan kekuatan yang sangat keras, maka harus meladeni dengan cerdik menggunakan kekuatan halus yang dibantu dengan kekuatan rasa serta mencuri langkah (nyokot tangtungan) untuk mengadakan serangan balik secara tiba-tiba terhadap lawan. Jadi pada intinya yang harus dipahami oleh setiap siswa Maenpo jika ingin menguasai napel yang sempurna, pertama-tama yang harus dimiliki adalah harus mengerti apa itu sesungguhnya Maenpo, karena itu adalah modal dasar untuk menuju tingkatan yang paling akhir pada pelajaran Maenpo. Gambar 1 Sikap awal dimulai dengan sikap pasang yang ditempelkan kepada lawan dengan kekuatan tenaga pada pergelangan tangan, dimaksudkan untuk mengukur kekuatan tenaga yang ada pada lawan. Menempelkan tangan pada lawan dilakukan dengan sedikit mendorong (nyurung) agar lawan merasa tidak leluasa untuk melakukan serangan, dan ini dilakukan hanya sesaat, karena sesungguhnya akan lebih cepat melakukan serangan pertama untuk melakukan serangan kuncian sementara, sekedar mengejutkan lawan agar mengetahui reaksi lawan. Pada sikap seperti ini hal yang harus diperhatikan adalah harus menjaga keseimbangan pada kuda-kuda atau tangtungan, agar tidak mudah terdorong oleh lawan. Tenaga di kaki harus benar-benar terjaga, pusatkan kekuatan tenaga pada tangan di pergelangan, sedangkan tangan kiri tetap siap di depan dada dengan waspada untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan.
Gambar 2 Setelah mengetahui atau mengukur kekuatan pada lawan, selanjutnya dengan cepat namun halus memutarkan pergelangan tangan kanan dibantu dengan tangan kiri mencuri sambil memegang tangan kanan lawan yang disusul dengan melakukan sebuah teknik kuncian pada leher lawan sambil mendorongkan tangan kanan lawan agar tangan lawan jadi menekuk karena dengan demikian lawan akan sedikit terganggu keseimbangan-nya. Dorongan ini harus dilakukan dengan cepat dan keras, setelah melakukan putaran halus namun cepat. Sesungguhnya dengan cara kuncian seperti ini, sudah mempunyai nilai untuk menang, karena kalau melihat gambar , kita akan leluasa untuk bisa melakukan sebuah tendangan. Namun disinilah uniknya, dalam permainan napel kita harus bersikap kastria jantan, sejauh mana lawan bisa bermain menghadapinya. Hal yang harus diperhatikan yaitu harus tetap mengatur keseimbangan pada saat melakukan sebuah kuncian, karena sudah tahu bahwa lawan tidak akan tinggal diam untuk melakukan serangan balik, dan pusatkan tenaga pada jari tangan ketika memegang leher lawan.
Gambar 3 Kemudian akan mengimbangi reaksi lawan, lawan membukakan kedua tangannya yang bertujuan akan melakukan serangan balik dengan cepat. Untuk mengimbangi reaksi lawan, harus lah mengikuti kekuatan tenaga lawan sesaat, karena kedua tangan lawan berbobot dan bertenaga, maka dari itu harus mengimbangi dengan leuleus jeung teuas(halus dan keras). Posisi badan agak direngkuhkan (diturunkan), dan kedua kakipun menjadi setengah jongkok karena ini bisa dimanfaatkan untuk menarik kedua tangan lawan jika perlu. Dan ini sesungguhnya sebuah kecohan/tipuan terhadap lawan, dan ini dilakukan hanya sesaat dan jangan terlalu lama, karena beresiko terhadap diri sendiri jika terlena. Setelah dapat mengetahui dan mengukur tenaga lawan maka dengan cepat melakukan serangan lanjutan. Gambar 4 Selanjutnya dengan cepat melakukan sebuah lipatan sambil mengunci tangan kiri lawan, ketika lawan melakukan serangan pukulan dengan tangan kirinya, disini terjadi semacam adu reaksi dengan lawan. Tangan kanan dengan kuat memegang serangan tangan lawan, tetapi tangan kiri lebih cepat mendorong sambil mengunci dengan kuat, dibantu perubahan kuda-kuda dengan cepat kaki kanan menyusur berubah arah menjadi berat ke samping kanan untuk membuat lawan menjadi tidak seimbang posisi kuda-kudanya. Yang harus diperhatikan adalah cengkraman harus meyakinkan dan kuat. Serta kaki kiri dapat melakukan tendangan kalau diperlukan. Posisi badan harus sedikit menyerong karena akan membantu daya dorong. Posisi tangan kanan memegang dengan kuat dan sambil menarik tangan kiri lawan, kekuatan tenaga ada pada cengkraman. Posisi tangan kiri mendorong dengan kuat dibantu badan, kekuatan tenaga ada pada telapak tangan.
Gambar 5 Menyusul dengan melakukan sebuah sikutan keras, sambil memutarkan badan serong ke kiri, sekaligus mengubah posisi kuda-kuda menjadi serong menyamping ke kiri. Hal ini untuk membantu membuat suatu sikutan agar menjadi kuat. Sikutan ini mengambil dari unsur gerak "kari", digunakan untuk menghentikan serangan lawan. Kekuatan tenaga ada pada ujung sikut. Di sini kecepatan gerak sangat berperan dan menentukan, harus waspada, dan lebih baik untuk melanjutkan serangan berikutnya dari pada kecolongan. Harus diperhatikan bahwa putaran sambil menyikut seperti ini jangan sampai diketahui lawan, agar menghasilkan sebuah gerak sikut yang maksimal, putaran dan berbobot. Gambar 6 Setelah melakukan gerakan menyikut, dilanjutkan dengan melancarkan tendangan dengan menggunakan dengkul ke arah dada kiri lawan untuk menuntaskan pertarungan agar lawan tidak dapat melanjutkan serangan balik.Posisi tangan kanan dengan cepat mencari sesuatu yang terdekat dan dapat dipegang atau diangkat, misalnya memegang rambut, baju lawan untuk dapat digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan sebuah tandangan dengkul yang maksimal. Kekuatan tenaga ada pada dengkul serta cengkraman tangan kanan, sekaligus untuk mematikan gerak langkah lawan. http://duel.melsa.net.id/ |
Selasa, 18 Mei 2010
Maenpo Peupeuhan Adung Rais
Label:
Pencak Silat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar